BANJARBARU - Berawal pada tahun 2006, PT Sarikaya Sega Utama yang awalnya mengolah kerajinan dari rotan mencoba melebarkan sayap dengan memanfaatkan daun gelinggang kering.
“Kami melihat ada peluang ekspor daun gelinggang dan kebetulan kami sudah punya mesin pemanas kayu, ” kata pemilik usaha PT Sarikaya Sega Utama, Santoso S, Banjarbaru, Rabu (18/8/2021).
Ia pun memasarkan daun gelinggang ke pasar ekspor, yakni Jepang dan Taiwan. Santoso mengatakan, Indonesia menguasai 60 persen pangsa pasar daun gelinggang di Jepang.
“Pemasaran daun galinggang 95 persen ke Jepang dan 5 persen ke Taiwan. Ini merupakan suplai dari petani di daerah Kalimanatan Selatan dan Tengah. Setiap tahunnya, kami dapat mengekspor daun gelinggang kering 200 hingga 250 ton, ” kata Santoso.
Baca juga:
Mengenal Pupuk Dasar Menanam Cabai Rawit
|
Terlebih saat ini, Santoso mengatakan permintaan daun gelinggang kering cukup tinggi di pasaran, seiring dengan maraknya konsumsi produk herbal.
“Selama pandemi terus meningkat karena banyak dari masyarakat mengkonsumsi produk kesehatan herbal, ” ujar Santoso.
Santoso pun mengakui pemerintah melalui Dinas Perdagangan Kalsel memiliki peran untuk mempromosikan usaha yang Ia geluti, sehingga mampu merambah pasar ekspor.
“Dinas Perdagangan Kalsel telah ikut mempromosikan produk gelinggang kering, baik melalui pameran dagang maupun melalui konsulat di luar negeri. Bahkan kompetitor dipasar utama jepang, gelinggang di suplai oleh Indonesia, india, Malaysia dan Thailand, ” kata Santoso. (MC Kalsel/scw/AY/ist)
Baca juga:
Pertanian Organik, Pertanian Masa Depan
|